Tidak akan kulupakan hari itu, hari dimana kulihat wajahmu secara nyata, bukan lewat dunia maya. Kelak akan kuceritakan kepada anakmu dan semoga juga anakku, tentang hari itu dikala pertama kalinya kulihat matamu.
---
Salah satu perusahaan multimedia menggelar roadshow ke kampusku kala itu. Kuberitahu dia, yang berkuliah dikampus sebelah, tentang acara tersebut. Kami tak dapat janjian bertemu langsung sebab pukul 7 pagi aku ada kelas Geografi Manusia, terpaksa kami janjian bertemu di dalam gedung. Berulang kali kuperhatikan batang jam hape kamoniketer (Komunikasi dan Senter) ku. Ibu Dosen GeoMan yang sangat baik itu menjelaskan dengan sangat pelan dan lembut, sulit dimengerti teman-teman lain. Lama sekali rasanya kuliahku pagi itu selesai, mulutku buka-tutup mulai menguap karena kantuk.
Akhirnya kelas selesai. Kukebut langkahku agar tidak ketahuan teman kelasku yang rajin sekali mengajak mengerjakan tugas kelompok, tugas yang paling malas ku kerjakan. Kuputuskan berjalan kaki karena gedung tempat acara berlangsung tidak terlalu jauh. Sambil melangkah cepat melewati gedung-gedung berarsitek indah, kuhubungi dia dan menanyakan posisinya saat itu. Dia sudah berada di dalam gedung dan mendapatkan jejeran bangku terdepan di sayap timur. Kutanyakan apakah masih ada bangku kosong namun tentu saja jawabannya, tak ada lagi.
Setelah berkutat dengan panitia di pintu masuk mengenai administrasi acara, didalam gedung mulai kusisir penglihatanku agar dapat menemukannya diantara pengunjung yang penuh dijejeran terdepan. Tidak kulihat batang hidungnya hingga kuputuskan untuk mengambil tempat duduk yang masih tersedia dibagian belakang. Kuhubungi dia lagi ketika lagu Indonesia Raya dan Mars kampusku dinyanyikan semua peserta. Itu dia. Sepertinya wanita yang berpakaian loreng zebra adalah dia. Kutanyakan bahwa dia pasti berada di bangku kedua dari ujung kiri. Benar sekali tebakanku. Lanjut kukatakan bahwa posisiku berada di jarum jam 8 dari tempatnya duduk. Dia tidak mendapatkanku, katanya ketika memberitahuku lewat hape.
Sesi pertama bersama Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi selesai, dan dilanjutkan dengan sesi sharing mengenai jurnalistik, tentang bagaimana menjadi seorang jurnalis. Katanya, seorang jurnalis harus menangkap semua informasi yang diberikan oleh narasumber. Pembicara kemudian bertanya kepada peserta untuk menguji. Pertanyaannya mengenai di negara mana saja Ibu MenLu pernah menjadi Duta Besar?
Tanpa pikir panjang, entah mengapa tanganku tiba-tiba teracung sendiri. Batinku daritadi bertanya kapan tempat duduk disamping wanita itu kosong agar aku dapat maju kedepan kemudian menyapanya secara langsung untuk pertama kali. Kesadaranku kembali ketika panitia membawakanku sebuah mic agar dapat menjawab pertanyaan yang kuangkat tangani.
Aku bingung, kenapa dengan bodohnya aku mengangkat tangan? Padahal aku tidak tahu apa jawabannya. Mukaku ditampilkan dilayar besar panggung yang dapat dilihat oleh seluruh peserta di dalam gedung. Kupandangi wanita itu, kulihat dia menoleh kearahku sambil tersenyum dan untuk pertama kalinya pandangan kami bertemu.
Aku bersyukur karena kebodohanku mengantarkan adu pandang pertama kami, walaupun disisi lain membuatku malu ditatap ribuan pasang mata yang menertawakan kekonyolanku setelah menjawab ala kadarnya serta sedikit tersinggung dikatai oleh pemateri bahwa aku tidak berbakat menjadi seorang jurnalis. Tidak kupikirkan lebih lama mengenai rasa maluku dan perkataan itu, toh sesuatu yang kutunggu dari tadi akhirnya terjadi. Menatap sebuah mata yang semoga akan menemaniku kelak di hari tua.
---
Aku bergoyang-goyang diatas bangku kuliah, kemudian tersadar bahwa hanya aku dan teman yang membangunkanku yang berada di dalam kelas. Kutanyai dia mengenai apa yang terjadi. Dia hanya menjawab "Tidurmu di kelas Geografi Manusia terlalu nyenyak". Hm ternyata hanya mimpi yaALLAH. Ternyata hanya sebuah narasi angan-angan!
Sumber gambar:
http://cdn1-a.production.images.static6.com/gPGTPrH3g05w0M50BTv0HnEEheo=/640x355/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1394053/original/042868500_1478161250-20161102AB_EGTC_01.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar