“Mereka adalah para penakluk rasa sakit. Yang selalu dicekam hukum pertama bumi: gravitasi, selalu menjatuhkan. Namun memegang teguh hukum pertama manusia: elevasi, selalu bangkit kembali.
-Sirkus Pohon, Andrea Hirata-
Setelah kecelakaan yang kualami karena tergesa turun saat berkontemplasi, aku tersadar bahwa tak pernah ada telepon yang menghubungiku. Kalaupun ada yg mau menghubungi, mana mungkin signal dengan mudah di jangkau di belantara hutan yang begitu rapat?
Aku memang benar dirawat, tapi tidak pernah dijaga oleh wanita berkerudung ungu. Yang ada hanya teman-teman yang setia bergantian, membuat shift jaga, menyuapi 3 kali dalam sehari, dan membacakan novel-novel yang sedari dulu ingin kulahap.
Dari cerita yang teman-temanku katakan, pernah ada sesekali gadis berkerudung ungu membawakan buah. Namun katanya mereka tidak mengenal nya. Katanya lagi, gadis itu datang bersama lelaki yang setia disampingnya, cocok, serasi sekali. Mungkin mereka sudah berkomitmen, saling menjaga.
Temanku bilang, mereka hanya mengetok kamar lalu langsung pergi setelah memberikan buah tangan itu. Aku ingat, buah yang sangat banyak itu yang kubagikan saat tamu sesama seperantauan datang berjibun. Kutawari saja buah itu kepada siapapun, tanpa pernah tahu siapa yang membawakannya. Sebenarnya sehari setelah kedatangan tamu yang sangat banyak ini aku sudah boleh keluar, keadaanku sudah sangat baikan.
Aku tidak pernah mengingat lagi kejadian yang kutimpa itu, entah kejadian saat terjatuh maupun tamu aneh yang tidak kumengerti darimana rimbanya. Aku melanjutkan perjalanan ku, ke atap-atap tertinggi Jawa Tengah, memulai belajar banyak hal tentang apapun yang dapat kupelajari. Menemui makin banyak orang, mengajak mereka yang penasaran dengan hal baru, hingga bertegur sapa dengan mereka yang tiap hari kerjaannya hanya naik turun punggungan hingga punggungnya sudah tidak normal lagi.
Aku kemudian berada sangat dekat dengan awan. Bukan, aku lebih tinggi daripada awan. Bintang, bulan dan matahari yang bergantian kulihat terasa semakin dekat. Kerucut alam dari kejauhan mengelilingi ku kokoh. Dekat sekali dengan Tuhan. Saat itu hal satu doaku.
"Tuhan, tolong lupakan aku dari semua masa lalu. Tentang jatuh yang tak pernah kusangka serta tentang wanita berjilbab ungu yang misterius.”
Amin
Yogyakarta, 4 September 2017
1.15 WIB
AHMAD FIKRI
yang sejak 2 jam lalu memejamkan mata namun gagal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar