"Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurd-lah hidup kita."
-Soe Hok Gie-
Selamat ulang tahun Gie, bagiku kau adalah pemuda yg merdeka, merdeka memilih pilihan hidup. Yang menolak apatis sekaligus tidak mengikuti arus. Berbeda dengan kebanyakan pemuda dan mahasiswa sekarang, yang masih bingung ingin berbuat apa. Dibatasi waktu, dan segala macam tuntutan hingga mengubur masa eksplorasinya, dibentuk untuk menjadi orang-orang dalam cetakan yang sama.
Selamat ulang tahun Gie, bagiku kau adalah pengelana sejati, yang menolak patriotisme yang hanya sebatas slogan, namun tumbuh dengan membumi dan mencintai rakyat dan alam secara dekat. Berbeda dengan pengelana masa kini, yang haus akan jempol di sosial media. Yang dapat pergi kemana saja, namun sampah dimana-mana, masyarakat tujuan kelana tidak disejahterakan.
Selamat ulang tahun Gie, bagiku kau pujangga sejati, yang masih kepayahan akan masalah percintaan, menyukai tanpa harus didengar oleh publik, cukup meluapkannya dalam sebuah sajak. Di saat orang-orang jaman sekarang membanjiri kehidupannya dengan status yang ditunjukkan melalui perilaku di ruang publik nyata maupun maya.
Selamat ulang tahun Gie, dan kau abadi dalam masa mudamu, sehari sebelum umurmu genap 27 tahun. 48 tahun yang lalu, ditanggal yang sama satu hari sebelum hari ini. Seperti katamu yg merujuk filsuf Yunani: "nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua”. Maka jangan tertawakan kami kelak jika tua dalam kehampaan.
Memperingati hari kelahiran Soe Hok Gie, 17 Desember 1942, 75 tahun yang lalu.
Ahmad Fikri
Yg belum juga merdeka, berkelana tanpa tujuan, dan masih terlena akan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar