Kamis, 17 Agustus 2017

Pustaka Travelikay

Menurutku, buku harus sampai ke tangan orang yang berpotensi membacanya. Percuma buku itu bagus, namun hanya teronggok tak berdaya disudut kamar. Melalui projek yang berjudul Pustaka Backpacker, buku-buku dalam Pustaka Travelikay akan berusaha terus agar dapat sampai ke pembaca. Untuk saat ini ada dua lokasi yang akan terus berusaha konsisten untuk digelar lapakan, semoga dapat terus bertambah.

Lokasi yang pertama adalah depan sekretariat Mapala GEGAMA di Fakultas Geografi UGM. Kemungkinan besar, lapak akan digelar setiap hari Jumat berhubung tidak ada kegiatan perkuliahan yang kulakukan pada hari Jumat. Buku-buku yang akan di-display adalah buku-buku dengan tema yang masih ada hubungannya dengan ilmu geografi dalam arti seluas-luasnya, dan juga buku-buku perjalanan dan destinasi tujuan pariwisata.

Lokasi yang kedua adalah Opposite Cafe. Cafe ini adalah cafe tempat biasanya anak-anak Sulsel yang berkuliah di Yogyakarta untuk nongkrong. Owner cafe ini semuanya orang Sulsel, dan salah satunya juga aktif dibidang sosial dan juga ingin berperan dalam peningkatan minat baca. Lapak buku yang digelar di Opposite Cafe ini kemungkinan dilaksanakan pada Kamis malam atau Jumat malam. Pemilihan hari Kamis karena tidak ada perkuliahan untuk hari Jumat, sedangkan pemilihan Jumat malam bisa saja opsional karena sebagai seorang geograf dan aktif di kegiatan alam-bebas, biasanya Jumat-Sabtu-Minggu digunakan untuk kegiatan lapangan. Makanya jika tidak ada kegiatan lapangan kemungkinan lapak di Opposite akan digelar di hari Jumat.

Kemarin ada sebuah kutipan yang kudapatkan dari sebuah buku yang menceritakan tentang kegiatan kesukarelawanan. 

"Aktif dalam kegiatan kesukarelawan sebenarnya tidak benar-benar berarti kita yang mengubah hidup orang lain, namun kebanyakan malah hidup kita yang akan dirubah."

Benar, ketika kita memutuskan untuk membantu orang lain, sebenarnya melalui bantuan-bantuan yang kita berikan sebenarnya lebih merubah hidup kita sendiri. Bagaimana akhirnya kita sadar, bahwa banyak sekali kejanggalan di dunia ini. Tentang keberuntungan yang tidak diperoleh orang lain seperti yang kita dapat rasakan.

Sama halnya ketika saya memutuskan untuk menjadi seorang Pustakawan Bergerak, sebenarnya dari luar orang akan berfikir bahwa saya akan memberikan ilmu kepada orang lain dengan cara seperti ini. Namun, realitanya ternyata saya yang diberi ilmu dari setiap orang yang dapat dan mau berbagi cerita tentang buku-buku yang pernah dibacanya.




Geo, Buku dan Petualangan

Ada 3 tema yang akan saya bawakan. Geo, Buku dan Petualangan.

Ketiga hal tersebut mungkin akan terkesan mengikuti seseorang, namun nyatanya tidak. Tiga tema diatas mewakili 3 kegiatan yang berbeda namun dapat berjalan secara paralel.

Geo yang secara konteks kuartikan sebagai geografi, sebuah jalan akademik yang mencakup kehidupan sehari-hari yang telah kupilih dan harus kuperjuangkan. Geografi membahas banyak hal tentang bumi. Mulai dari bawah bumi, permukaan, dan diatasnya bahkan kehidupan yang bergulir di dalamnya juga merupakan geografi. 

Kegiatan yang berkaikan dengan Geo akan kusebut dengan Management Geographic. Management Geographic akan berfokus dalam penyampaian ilmu geografi dan manajemen-menejemen yang diperlukan untuk menjadi seorang geografer.

Buku, adalah sebuah investasi. Kegiatan yang berhubungan dengan buku akan saya beri istilah Pustaka Travelikay. Buku harus disebar ke penjuru negeri bahkan dunia. Butuh mobilisasi yang tinggi agar buku dapat sampai ke tangan pembaca. Dengan menggunakan tas punggung (backpack) sebagai alat bantu untuk membawa buku-buku ke tempat-tempat yang akan disinggahi sehingga muncullah projek Pustaka Backpaker. Dalam tema ini, projek Pustaka Backpacker akan berusaha konsisten untuk terus membuka lapaknya terutama di dua tempat yang sudah diterima yaitu kampus Fakultas Geografi UGM dan Opposite Cafe. Semoga kelak dapat menjadi bagian dari #PustakaBergerak.

Tema terakhir adalah petualangan. Hidup itu petualangan. Petualangan telah dimulai dan harus terus berjalan. Dalam menunjukkan apa itu perjalanan ke publik, kupilih Travelikay sebagai call-sign. Ekspedisi resmi yang pertama yaitu Ekspedisi Atap Jawa yang telah menuntaskan atap Jawa Tengah kemudian akan dilanjutkan ke Jawa Barat lalu kemudian Jawa Timur dengan Mahameru sebagai pamungkas Jawa, seperti yang pernah kuceritakan. Karena aku berjalan, maka aku ada.

Ketiga tema diatas akan mengangkat isu-isu yang sangat kutertariki. Sebagian besar projek-projek yang akan terbentuk tidak dapat berdiri diatas satu tema sendiri. Seperti projek Ekspedisi Atas Jawa yang secara resmi diperlihatkan sebagai projek Travelikay, namun dalam prakteknya ternyata ada unsur manajemen-manajemen geografer yang dimasukkan seperti pemetaan jalur pendakian. Atau projek Pustaka Backpacker yang untuk beberapa tempat akan menampilkan buku-buku bergenre ilmu geografi dan petualangan. 

Doa kan saja, semoga damai dunia beserta isinya.

M(anagement) Ikkikay