Minggu, 30 Oktober 2016

Mimpi Siang Bolong

Aku terbangun dari tidur siang melelahkan setelah 2 harian penuh berolahraga untuk mengecek fisikku yg jauh menurun. Aku terbangun karena 2 mimpi yang abstrak (layaknya mimpi-mimpi biasanya). Namun sebelum 2 mimpi itu, ada satu skenario mimpi yang membuatku "terbawa perasaan" dari dunia mimpi. Haha entah aku tidak lagi merasakan hal yang sama beberapa bulan ini untuk sebuah mimpi yang "terbawa perasaan." 

Mimpi yang membawa perasaan pertama kali kualami ketika kelas 3 SMP, kala itu aku tergila-gila dengan adik kelas sekaligus adik dari sahabat perempuan beberapa minggu ku (kami mulai bersahabat ketika mendekati ujian nasional, dan kemudian saling melupakan seiring berpisahnya lokasi SMA). Seingatku, aku bermimpi memberikan, atau diberikan (?), sepatu untuk, oleh (?), adik itu (efek lupa, 5 tahun yang lalu coy). Aku terbangun seketika skenario mimpi tersebut berakhir dan senyum-senyum sendiri diatas tempat tidurku pada tengah malam dan langsung kuceritakan mimpi itu ke sahabatku yang lain (juga wanita).

Kemudian beberapa mimpi "terbawa perasaan" selanjutnya yang benar-benar sudah kulupakan. Hingga akhirnya mimpi hari ini. 

Kucoba mengingat-ingat mimpi yang baru 30 menit lalu aku terbangun. Semoga dapat kubayangkan kembali dan menuliskannya.

Oke, mimpi itu berlatar belakang salah satu acara keluargaku yang entah acara apa, dan dimana. Layaknya abstraksi mimpi, aku tidak menemukan kejelasan mengenai acara apa yang berlangsung dan dimana lokasinya. Intinya, dalam mimpi itu selain aku kedatangan orang-orang yang memang ada disekitarku sekarang (di Jogja), aku juga kedatangan tamu spesial masa laluku yang datang dari Surabaya dan Makassar. Aku terkejut di dalam mimpi.

Acara abstrak yang berubah-ubah konsep itu hampir selesai, disertai tempat yang berpindah-pindah akhirnya kuberanikan memanggil tamuku yang berasal dari Makassar dan mulai kuinterogasi motif kedatangannya. (Tamu dari Surabaya ku juga sempat bersamanya, namun beberapa saat menghilang).

Entah apa yang kami bicarakan sebelum percakapan inti dari cerita ini terjadi. Inti cerita dari skenario mimpi ini, kami membicarakan tentang perjuanganku mencari cinta pada episode sebelum hari ini, bahwa perjuanganku adalah perjuangan yang sia-sia. Benar sekali, dia kembali mengingatkanku episode tersebut. Kemudian kami berjalan bersama hingga akhirnya sampai di daerah asalku, Pangkep, dan bertemu kakak tingkat organisasi kampus (kenapa dia ada di daerahku? serta kakak ini entah mengapa mengenal kami berdua, padahal hanya aku yang berkuliah di UGM), dan mencie-cie kami yang memutuskan kembali merajut asa.

Hm sangat "terbawa suasana." Padahal kami sudah lama memutuskan untuk tidak lagi melanjutkannya. Cerita kami berlangsung sebelum perjuangan sia-siaku terjadi.

Setelah skenario itu, skenario berubah dengan sesautu yang tidak jelas dan menakutkan, tak usah ku ceritakan.  

wkwkwkwkw

Setidaknya ada angin segar yang membuka pikiranku, bahwa perjuangan kemarin memang sia-sia dan kesia-siaan itu telah lama berakhir, tak terlanjutkan. Seperti pertanyaan yang ditanyakan adik tingkat ku tadi di Sunday Morning (SANMOR) UGM, kujelaskan kembali bahwa aku tidak lagi ingin menyia-nyiakan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar