Senin, 03 Oktober 2016

Tarian Sederhana

Senang sekali rasanya, dapat bermimpi sepuas hati terbang bebas walaupun masih terhalang langit-langit kamar yang penuh dengan jaring laba-laba. Senang sekali rasanya ketika menemukan yang telah lama harusnya kutemukan, membangun kembali cerita-cerita masa depan yang dulu lewaat sepintas ketika menonton tayangan-tanyangan hebat menurut bocah tengik yang tidak pernah mandi sore sehabis bermain sepakbola hingga adzan magrib berkumandang.

Senang sekali rasanya, walaupun harus menyempatkan untuk mengulang cerita-cerita awal perkuliahan yang sudah pasti telah ku khatami sebelumnya. Senang sekali rasanya, ketika project-project yang dulu kubayangkan perlahan namun pasti mulai menemui titik mulainya. Dan senang sekali juga telah menemukan seseorang yang entahlah tidak berharap untuk berjodoh namun biarlah jodoh menjadi skenario-Nya saja. Mengetahui misi-misinya bersinggungan dan sejalan dengan misi-misiku, kuputuskan untuk mendekatinya sebagai seorang sahabat saja. Demi keberlangsungan bersama, orang-orang diluar sana.

Tapi apalah diriku yang masih sempoyongan untuk menakhlukkan iblis subuh yang susah minta ampun dikalahkan, di saat dirinya telah berhasil menghapalkan beberapa chapter dari buku suci Sang Maha Penakhluk. Apalah diriku yang masih tergoda oleh suara-suara kursor yang terus tertekan untuk meng-scroll-down tampilan pada browser Chrome yang kugunakan, disaat dirinya telah memulai menari memainkan jemarinya untuk bercerita panjang lebar mengenai kebaikan kepada orang banyak.
Namun apakah aku akan memulai merubah yang harusnya ku ubah? Memulai yang harusnya kumulai? Serta melanjutkan yang harusnya kulanjutkan?

--Hanya sebuah tarian pendek yang mengalir begitu saja didepan layar disuatu siang yang mengantukkan.--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar