Jumat, 14 Oktober 2016

Pokok masalah ada di akhir artikel (Baca sampe habis)

Aku terbangun seperti hari-hari sebelumnya, sekitar pukul 5 pagi. Padahal jam 5 pagi Jogja sudah sangat terang dimana lalu lalang kendaraan sudah sangat ramai di jalan Kaliurang menuju Ringroad. Susah betul untuk dapat bangun subuh pukul 4.20. Biasanya saya terbangun di jam-jam sekitar itu, mataku saja yang berhasil terbuka tetapi seluruh badan tetap ciut karena dinginnya kamar dan kurangnya tekad untuk segera bangun.

Pukul 10 malam tadi, aku segera tidur di kasur empukku. Entah mengapa aku malas melakukan aktivitas belajar jika magrib hingga setelah isya kuhabiskan diluar kamar sumpek ku. Sudah berapa malam kuhabiskan dengan beradu nasib diluar kamar, namun tetap saja tempat tidur adalah suatu hal yang sangat dicari ketika memasuki ruangan 2,5x3 meter ini.

Semalam kudapati diriku kembali menemui masa orientasi bagi mahasiswa baru. Hm aku memang bukan mahasiswa baru dikampusku, namun aku mahasiswa baru di jurusanku sekarang. Entahlah, sudah berapa minggu pikiranku melayang mengenai egoku yang harus kuturunkan. Mungkin setelah ini, ketika melihat mereka-mereka angkatan 2014 dan 2015, kupanggil saja dengan namanya jika kutau namanya. Malas memanggil dengan nama mas/mbak padahal aku sendiri lebih tua atau sepantaran.

Bukan mengenai diriku, kali ini mengenai angkatanku yang bernama GEL16 yang dulu pernah kuceritakan. Kalian ingat dengan seorang yang menganggap dirinya boss diangkatan? Ya, mengapa aku harus bersusah-susah memikirkan dia? Semalam kuputuskan berhenti berfikiran buruk tentangnya. Dan juga sepertinya aku bakalan menjadi orang yang melihat saja dinamika yang terjadi di angkatan, biarkan "adik-adikku" menjalani masa awal kuliahnya dengan konflik yang harus mereka pecahkan sendiri solusinya.

Aku berhenti untuk membantu sebagai garda terdepan. Mungkin setelah ini aku akan membantu namun tidak secara langsung, melihat dari jauh saja sudah cukup. Namun tolong jangan lupakan aku.

Kemudian, mengenai PKM yang kuinginkan. Ha, niatku saja yang tidak bagus. Ingin mengiktuti PKM karena PIMNAS nya nanti di Makassar. Tujuan yang tidak salah, namun tidak begitu saja membulatkan tekad untuk serius membuat PKM. Haha aku perlu bantu kalian, namun sepertinya belum kali ini kalian dapat membantu, yasudah kubuang saja ide PKM itu dan kita lakukan ide itu diacara lain atau kita kerjakan saja sebagai project mandiri kita.

Hey, aku lupa dengan project perpustakaanku. Sudah berapa minggu mereka berserakan ya? Sepertinya setelah ini akan kucari lagi file yang memuat data buku-buku tsb dan segera ku print menggunakan printer kakak asrama. Kelihatannya buku-buku disana sudah berantakan tidak tau berada dikamar mana dasar kalian yang selalu kesana dan membaca buku namun tidak pernah berhasil mengembalikannya dengan rapi.

Heran juga, mengapa orang-orang kami (Sulsel) selalu penuh dengan ide-ide brilian. Namun tidak ada aksi yang kami buat untuk sekedar memulai. Aku merasakan hal itu ketika aku masih di daerah dan sekarang di Jogja bersama orang daerah. Ide brilian tanpa permulaan aksi sama saja nol (besar).

Ada beberapa list yang harus kukerjakan hari ini, mendaftarkan diri di fieldtrip Egsa Fair 2016, mengikuti Riset Class #1, mengeprint judul-judul buku perpustakaan dan entahlah hal apa lagi yang harus kulakukan, mungkin hanya membaca. 

---

Hahah apasih, setelah sedikit berfikir akhirnya kuputuskan dengan cepat untuk menulis yang ingin kusampaikan disini saja, di artkel tak bermutu yang menuliskan begitu saja apa yang ada dipikiranku.

Umurku tidak muda lagi, sekarang aku 19 tahun dan bulan depan (jika takdir masih menghendaki) aku resmi berkepala dua. Tidak muda untuk ukuran mahasiswa baru yang masih menempuh semester pertamanya. Hidup memng seperti ini, bakalan berputar saja kecuali kalian berani mengambil jalan yang berbeda.

Memangnya apa yang berputar? Kali ini akan kubahas saja tentang cinta. Cinta yang pergi begitu saja dan datang begitu saja (dasar "anaktua" yang selalu galau).

Kalau kalian pernah membaca tentang perjalananku menembus batas Yogya-Surabaya-Pangkep untuk mencari jawaban sesuatu, disitu ada percakapan antara aku dan teman SMA disebuah mesjid di kampus ITS Surabaya. Intinya tidak usahlah dulu berpacaran, ya intuisiku juga mengatakan demikian.


Suatu kebanggaan jika dapat mempertahankan sebuah prinsip. Namun apakah aku harus mempertahankannya? Bukan masalah berpacaran. Namun aku butuh seseorang yang dapat mengingatkanku terus, mengurusiku, dan membakar semangatku ketika kembali jatuh. Aku belum menemukan. Tapi semoga saja salah satu dari kalian yang membaca ini dapat terketuk pintu hatinya dan mau menjadi seseorang yang spesial untukku? WKWKWKW Berharap

Apasih, tdak jelasnah deh.

WKWKW Tulisan yang tidak karuan tertulis saja kemudian dibagikan agar kalimat terakhir dapat dibaca oleh para wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar