Senin, 07 Mei 2018

BELAJAR KONSERVASI #1

“Konservasi itu penting. Namun yang lebih penting dari konservasi itu sendiri adalah Pendidikan Konservasi-nya”

- Butet Manurung dalam Talkshow Jambore Pembaca Mojok

Konservasi dalam KBBI merupakan upaya dalam mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan salah satu caranya yaitu dengan pelestarian. Pelestarian dapat dilakukan secara kolektif dan individual. Penanaman pohon pada lahan kritis yang dilakukan bersama, mengurangi penggunaan bahan bakar dengan sedikit berkeringat guna berjalan menuju kampus, menggunakan tumbler air minum isi ulang guna mengurangi konsumsi plastik pada air minum kemasan, serta banyak lagi yang dapat dikerjakan.

Upaya-upaya diatas adalah upaya konservasi yang mulai kita gerakkan bersama. Namun ternyata, upaya konservasi saja tidak cukup. Bahkan salah satu kampus, fakultas yang sangat menggebu-gebu akan tagline ‘eco-friendly campus’-nya, nyatanya tidak mengamalkan ‘persahabatannya dengan lingkungan’ itu. Segala civitas academika sebagai individu, maupun fakultas sebagai sebuah sistem, sama saja.

Konsumsi plastik dari segala macam aktivitas jual-beli bertumpuk banyak sekali di tempat sampah. Individunya sudah sadar lingkungan, bahwa sampah haruslah di buang pada tempatnya, tempat sampah. Namun setelah sadar akan hal itu, mampukah kita selangkah lebih maju lagi dengan mengurangi pemakaian segala macam plastik yang kita gunakan sehari-hari?

Mengurangi konsumsi plastik sangat mudah dilakukan. Mulai berhenti membeli air mineral kemasan apa susahnya? Selain menghemat dan mengurangi pengeluaran, tersedia SPAM Air Minum Gratis yang disediakan dan dikelola oleh kampus. Mulai berhenti menggunakan sedotan plastik pada setiap pembelian minuman berasa-rasa di kantin, gunakan totebag atau hindari penggunaan kantong plastik (kresek) ketika membeli remeh-temeh apapun yang hanya secuil karena masih dapat diletakkan di dalam tas ataupun tempat lain.

Organisasi yang terhimpun dalam Keluarga Mahasiswa secara rutin menggelar penanaman pohon bersama antara mahasiswa dan masyarakat. Walaupun sebenarnya apakah masyarakat merasa teredukasi dengan alasan penanaman pohon tersebut ataukah hanya sebatas seremonial tahunan belaka? Apalagi jika anak baru yang terpaksa mengikuti kegiatan tersebut, entah karena diajak ataukah memang sedang gabut. Apakah sebenarnya esensi dari kegiatan tersebut?

Bersambung...

Sumber:
KBBI Online

Gambar dari balitek-ksda.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar